Pertemanan atau persaudaraan tak jarang retak karena dua unsur ini. Like, suka karena mungkin satu frekuensi dalam beberapa hal, atau bahkan karena chemistry. Sebaliknya, dislike, tidak suka karena ada gesekan horizontal yang mungkin pernah terjadi, perbedaan pandangan, cara berpikir, atau masalah lainnya.
Parahnya, konsep innamal mu'minuuna ikhwah sudah tidak dipegang lagi. Bukan ilmu atau wahyu, tapi hawa nafsu yang diikuti. Sangat disayangkan memang, hubungan baik harus kandas diterpa badai. Di banyak kasus, justru lisan memiliki andi besar dalam keretakan hubungan antar pertemanan atau persaudaraan.
Ketajaman lisan ini yang terkadang tanpa kita sadari telah melukai hati banyak orang, tak terkecuali orang-orang terdekat kita. Lisan memang tak berjalan, tapi ia bergerak menembus bilik hati yang terdalam.
Akibat dua unsur ini, keadilan pun jadi cacat. Mereka yang tidak sepihak, akan selalu mendapat ketidak adilan, bahkan jika perlu disingkirkan hanya karena dislike (tidak suka). Tapi bagi pihak yang sejalan, like (suka) akan mendapat tempat, bahkan pembelaan.
Fenomena ini sudah kerap kita jumpai dalam rona hubungan sosial di masyarakat kita. Hanya yang kita sayangkan, mengapa hal ini justru terjadi pada para aktivis dakwah? Para aktivis yang notabene adalah para pelaku amal-amal kabaikan.
Parahnya lagi ketika lisan memainkan perannya sebagai eksekutor. Menyebarkan kabar yang tak sedap di kalangan aktivis yang lain dan orang awam. Kabar berkembang, menggelinding bagai bola salju yang semakin membesar.
Ittaqillah, bertaqwalah kepada Allah dari perilaku ini. Sesungguhnya pertanggungjawaban akan lebih berat ketika kita berdiri di pengadilan Allah hanya karena mengikuti ego diri yang tak pernah memuaskan diri kita.
Ikhwah...
Pandanglah saudara kalian sebagai seorang muslim. Mereka yang sujud sebagaimana kita sujud. Mereka yang berdo'a sebagaimana kita berdo'a. Dan mereka yang berharap syahid sebagaimana kita mengharapkannya. Perindah hubungan dengan senyuman, dan perkuat barisan dengan ukhuwah Islamiyah.
by: Sayyaf Abu Zanki
Simo, 20 Sya'ban 1442 H
0 Komentar